109 research outputs found

    Penerapan Sanksi Rehabilitasi Bagi Penyalah Guna dan Pecandu Narkotika

    Full text link
    Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, selain mengatur ketentuan-ketentuan sanksi pidana, dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 terdapat ketentuan tentang jaminan pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi penyalah guna dan pecandu Narkotika. Kemudian dengan adanya ketentuan tersebut, telah memberikan wewenang kepada hakim untuk memerintahkan penyalah guna atau pecandu menjalani pengobatan serta perawatan melalui rehabilitasi. Permasalahan yang diangkat adalah Bagaimana upaya pemerintah dan penegak hukum dalam menerapkan sanksi rehabilitasi bagi penyalah guna dan pecandu Narkotika serta Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan program pemberian sanksi rehabilitasi bagi penyalah guna dan pecandu Narkotika, Upaya pemerintah dan penegak hukum dengan membentuk peraturan-peraturan tentang pelaksanaan atau petunjuk teknis penempatan penyalah guna dan pecandu Narkotika di lembaga rehabilitasi, sudah cukup untuk menghindarkan pidana penjara dari penyalah guna dan pecandu Narkotika yang hanya sebagai pemakai saja

    Pengesampingan Perkara (Deponering) oleh Jaksa Agung

    Full text link
    Hukum sebagai perlindungan dalam kepentingan manusia agar kepentingan manusia dapat terlindungi, hukum harus dilaksanakan melalui pelaksanaan dalam penegakan hukum sehingga hukum menjadi suatu Kenyataan. Salah satu lembaga negara yang berperan penting dalam proses penegakan hukum di Indonesia adalah Kejaksaan Republik Indonesia,untuk menjalankan fungsinya dipimpin oleh seorang Jaksa Agung yang mengendalikan tugas dan wewenangnya. Jaksa Agung HM Prasetyo mengesampingkan perkara (deponering) mantan pimpinan KPK Abraham Samad dan Bambang Widjojanto dengan alasan kepentingan umum. Permasalahan hukum yang akan dikaji adalah mengenai konsep kepentingan umum yang menjadi alasan dikeluarkannya deponering terhadap kasus Abraham Samad dan Bambang Widjojanto, serta relevansi pengesampingan perkara (deponering) dengan asas persamaan kedudukan dalam hukum (equality before the law)

    Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pengembangan Pengolahan Ubi Kayu Menjadi Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour) (Studi Kasus : Desa Baja Ronggi Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai)

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya nilai tambah yang diperoleh dalam pengolahan ubi kayu menjadi tepung Mocaf (Modified Cassava Flour) serta mengetahui strategi pengembangan yang tepat untuk mengembangkan pengolahan ubi kayu menjadi tepung Mocaf (Modified Cassava Flour) di Desa Baja Ronggi Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai. Metode analisis data yang digunakan adalah metode Hayami untuk analisis nilai tambah tepung Mocaf dan analisis deskriptif, yaitu dengan matriks SWOT untuk strategi pengembangan tepung Mocaf. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tambah yang diperoleh dari proses pengolahan ubi kayu menjadi tepung Mocaf yang dilakukan di daerah penelitian cukup menguntungkan dan strategi pengembangan pengolahan ubi kayu menjadi tepung Mocaf di daerah penelitian adalah strategi agresif

    Analisis Strategi Pemasaran Bunga Potong (Studi Kasus : Desa Raya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara)

    Full text link
    Permintaan bunga potong cenderung bersifat musiman. Pada hari-hari besar permintaan cenderung tinggi dan pada tahun ajaran baru permintaan sedang. Akibatnya pada saat tertentu dapat terjadi over produksi dan kelangkaan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pemasaran bunga potong dan menganalisis strategi pemasaran yang dapat dilaksanakan oleh Dinas Pertanian. Data diperoleh dari sampel petani dan pedagang yang ditentukan dengan teknik Snowball Sampling serta staf Dinas Pertanian Karo dan penyuluh yang ditentukan dengan teknik purpossive sampling. Data dianalisis menggunakan metode analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Faktor Internal yang mempengaruhi pemasaran bunga potong yaitu; penetapan GAP dan SOP, adanya pembinaan tenaga penyuluh, kurangnya pengawasan pelaksanaan GAP dan SOP, kurangnya dukungan pemerintah, kurang efektifnya leaflet (selebaran), jaringan pemasaran masih regional, dan kurangnya pameran. Untuk faktor eksternal yaitu; lokasi pasar strategis, harga yang diterima pedagang dan reseller tinggi, jumlah permintaan pasar tinggi, permodalan pribadi, jadwal tanam sudah melihat pangsa pasar, keahlian pascapanen baik, harga jual yang diterima petani rendah, variasi permintaan pasar yang tidak berubah, dan tidak dilaksanakannya GAP dan SOP. Strategi Pemasaran yang dapat dilakukan dengan: memanfaatkan pembinaan penyuluh dalam penentuan jadwal hingga peningkatan keahlian pascapanen dan peningkatan harga petani, meningkatkan pengawasan pelaksanaan GAP dan SOP dalam jadwal tanam hingga perlakuan dalam pascapanen, penyediaan sarana prasarana, serta meningkatkan pengguanaan leaflet dan pameran

    Strategi Pengembangan Sistem Agribisnis Beras Organik (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

    Full text link
    Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan bahaya dari residu penggunaan bahan-bahan kimia, terlihat kecenderungan permintaan akan produk-produk pertanian organik, khususnya beras organik semakin meningkat. Namun peningkatan produksi tidak sebanding dengan peningkatan permintaan. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu strategi pengembangan sistem agribisnis beras organik yang tepat. Untuk menganalisis strategi tersebut dilakukan penelitian di Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai yang merupakan lokasi produsen beras organik terbesar di Sumatera Utara. Data dikumpulkan dari 20 responden yang terdapat pada seluruh subsistem agribisnis beras organik yang terdiri dari faktor-faktor ekstrnal dan internal. Selanjutnya faktor tersebut dianalisis dengan metode SWOT untuk mendapatkan formulasi strategi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara internal luas lahan padi organik, pengalaman bertani padi organik, produksi padi organik, pelaksanaan tahapan pertanian organik, pencatatan kegiatan USAhatani, ketersediaan modal dan pendapatan merupakan faktor yang mempengaruhi sistem agribisnis beras organik. Secara eksternal faktor yang mempengaruhi adalah sarana produksi pertanian, ketersediaan mesin penggiling dan tempat penjemuran, mutu beras organik, jaringan pemasaran beras organik, permintaan beras organik, dukungan kelompok tani, dukungan pemerintah, dukungan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan sarana irigasi. Dengan kondisi tersebut secara umum strategi pengembangan sistem agribisnis beras organik di Desa Lubuk Bayas yang dapat dilakukan adalah strategi Turn Around yaitu dengan mengatasi kelemahan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada. Secara rinci terdapat 15 alternatif strategi yang dapat dilakukan yang terdiri dari strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WT

    Peranan Sektor Pertanian dalam Mengurangi Ketimpangan Pendapatan Antar Daerah di Provinsi Sumatera Utara

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya ketimpangan pendapatan antar kabupaten/kota di Sumatera Utara, menganalisis kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Sumatera Utara, menganalisis keterkaitan sektor pertanian terhadap sektor-sektor lain di Sumatera Utara, menganalisis peranan sektor pertanian dalam mengurangi ketimpangan pendapatan antar daerah Sumatera Utara tahun. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif coefficient of variation oleh Williamson (CVw), analisis Shift-Share, analisis keterkaitan, serapan tenaga kerja di sektor pertanian, nilai tambah produk pertanian dan nilai ekspor komoditi pertanian dengan data tahun 2008-2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketimpangan yang terjadi antar daerah di Provinsi Sumatera Utara berada pada level sedang dengan rata-rata Indeks Ketimpangan Williamson 0,474. Sektor pertanian Sumatera Utara berperan dalam menurunkan tingkat ketimpangan antar daerah di Sumatera Utara sebesar 32,23 persen per tahun. Pada tahun 2008-2013 sektor pertanian merupakan sektor dengan kenaikan PDRB paling besar sebesar 7,07 triliyun rupiah, mengalami pertumbuhan paling cepat diantara sembilan sektor lain dan memiliki daya saing paling baik. Sektor pertanian memiliki keterkaitan ke belakang yang rendah. Dari enam belas subsektor pertanian hanya sub sektor unggas dan peternakan lainnya yang memiliki daya penyebaran yang tinggi dan empat sub sektor kehutanan, padi, karet dan kelapa sawit memiliki derajat kepekaan yang tinggi. Sektor pertanian dapat mengurangi tingkat ketimpangan karena merupakan penyerap tenaga kerja paling besar dan nilai tambah terbesar yaitu 42,5 dan 70,05 persen setiap tahun, serta merupakan sektor pengekspor terbesar kedua

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Membeli Beras Organik (Studi Kasus : Jappsa, Brastagi Supermarket dan Carrefour Plaza Medan Fair)

    Full text link
    Beras organik adalah salah satu hasil dari produk pertanian organik. Semakin tingginya kesadaran konsumen akan pentingnya kesehatan dan pelestarian lingkungan sehingga diperkirakan permintaan beras organik akan meningkat namun produksi yang tersedia belum mampu memenuhi kebutuhan pasar yang terus meningkat. Hal ini disebabkan masih sedikitnya petani yang melakukan pertanian organik. Tingginya kualitas beras organik menyebabkan tingginya harga beras tersebut dibanding dengan harga beras biasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permintaan konsumen akan beras organik berfluktasi tiap bulannya. Hasil estimasi regresi logistik menunjukkan bahwa pendapatan dan persepsi berpengaruh nyata terhadap keputusan konsumen dalam membeli beras organik. Sedangkan tingkat pendidikan, komposisi keluarga, rasio harga dan gaya hidup tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan konsumen dalam membeli beras organik

    Faktor- Faktor Pendorong dan Penarik Alih Fungsi USAha Perkebunan Kopi Robusta (Coffea Robusta L) ke Kopi Arabika (Coffea Arabica) (Studi Kasus: Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun)

    Full text link
    Indonesia merupakan salah satu produsen dan eksportir kopi yang penting dengan total pangsa pasar sekitar 30% dari pangsa pasar dunia. Secara umum terdapat 2 jenis kopi yang dimiliki dan diekspor Indonesia yaitu Kopi Robusta dan Arabika. Kopi Arabika memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan Kopi Robusta, tetapi permintaan Kopi Robusta lebih tinggi, namun terdapat kecenderungan alih fungsi dari Kopi Robusta ke Kopi Arabika. Hal tersebut dapat menimbulkan excess supply. Untuk menganalisis faktor- faktor pendorong dan penarik alih fungsi USAha Kopi Robusta ke Kopi Arabika dilakukan penelitian di Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun. Data dikumpulkan dari 60 petani dengan metode deskriptif dan selanjutnya data di estimasi dengan menggunakan uji beda rata-rata, dan diperoleh hasil penelitian bahwa faktor pendorong penarik terjadinya alih fungsi USAha Kopi Robusta ke Kopi Arabika adalah umur panen I Kopi Arabika yang lebih cepat, intensitas panen yang lebih tinggi, , harga jual lebih tinggi, Produktivitas yang lebih tinggi, waktu pengeringan yang lebih cepat, jam kerja pasca panen yang lebih singkat, biaya pupuk yang lebih rendah

    Analisis Tataniaga Kepiting Hasil Produksi Desa Pantai Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat (Studi Kasus: Desa Pantai Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

    Full text link
    Seiring dengan meningkatnya produksi kepiting, pada setiap tahun mengalami fluktuasi. Tetapi rentan lima tahun terakhir mengalami penurunan harga. Hal ini disebabkan saluran tataniaga yang kurang efisien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis saluran tataniaga, fungsi tataniaga, price spread dan share margin, serta efisiensi terhadap setiap saluran tataniaga kepiting di Desa Pantai Gading. Penarikan sampel dilakukan dengan metode penelusuran yang terdiri dari 15 sampel produsen, 5 sampel agen, 4 sampel pedagang pengecer desa, 5 sampel pedagang pengecer Medan. Data yang digunakan adalah data primer data skunder. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Shepherd, Metode Acharya dan Aggarwal, Composite Index Method, Marketing Efficiency Index Method dan Metode Soekartawi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: terdapat empat saluran tataniaga kepiting di Desa Pantai Gading yaitu I) Produsen – Agen – Pedagang Pengecer Desa – Konsumen, II) Produsen – Agen – Pedagang Pengecer Medan – Konsumen, III) Produsen – Pedagang Pengecer – Konsumen, IV) Produsen – Konsumen. Saluran IV mempunyai marjin tataniaga terendah dan merupakan saluran tataniaga yang paling efisien. Kata kunci: Kepiting, Tataniaga, Efisiensi, Share Margin, Price SpreadANALISIS TATANIAGA KEPITING HASIL PRODUKSI DESA PANTAI GADING, KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT (Studi Kasus: Desa Pantai Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat) ABSTRAK Seiring dengan meningkatnya produksi kepiting, pada setiap tahun mengalami fluktuasi. Tetapi rentan lima tahun terakhir mengalami penurunan harga. Hal ini disebabkan saluran tataniaga yang kurang efisien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis saluran tataniaga, fungsi tataniaga, price spread dan share margin, serta efisiensi terhadap setiap saluran tataniaga kepiting di Desa Pantai Gading. Penarikan sampel dilakukan dengan metode penelusuran yang terdiri dari 15 sampel produsen, 5 sampel agen, 4 sampel pedagang pengecer desa, 5 sampel pedagang pengecer Medan. Data yang digunakan adalah data primer data skunder. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Shepherd, Metode Acharya dan Aggarwal, Composite Index Method, Marketing Efficiency Index Method dan Metode Soekartawi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: terdapat empat saluran tataniaga kepiting di Desa Pantai Gading yaitu I) Produsen – Agen – Pedagang Pengecer Desa – Konsumen, II) Produsen – Agen – Pedagang Pengecer Medan – Konsumen, III) Produsen – Pedagang Pengecer – Konsumen, IV) Produsen – Konsumen. Saluran IV mempunyai marjin tataniaga terendah dan merupakan saluran tataniaga yang paling efisien

    Analisis Keterkaitan Harga Minyak Nabati di Pasar Internasional

    Full text link
    Indonesia merupakan negara produsen dan eksportir minyak sawit terbesar di pasar Internasional. Minyak sawit merupakan salah satu minyak nabati utama disamping minyak kedelai, minyak kanola dan minyak bunga matahari. Perkembangan harga minyak nabati tersebut cukup fluktuatif dan dapat saling mempengaruhi. Untuk menganalisis hal tersebut digunakan data bulanan harga minyak sawit, minyak kedelai, minyak kanola dan minyak bunga matahari dari Januari 1980 sampai dengan Agustus 2013. Metode analisis yang digunakan adalah metode granger causality, kointegrasi dan error correction model. Hasil analisis menunjukkan bahwa harga minyak sawit tidak dipengaruhi oleh ketiga harga minyak nabati lain, sebaliknya harga minyak kedelai dipengaruhi oleh harga minyak sawit mdan minyak kanola, harga minyak kanola dipengaruhi oleh harga minyak sawit, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari, dan harga minyak bunga matahari dipengaruhi oleh harga minyak sawit, minyak kedelai dan minyak kanola. Seluruh minyak nabati menunjukkan dinamika dalam jangka pendek tetapi terkoreksi dalam jangka panjang menuju suatu keseimbangan
    • …
    corecore